SOSIOLOGI KOMUNIKASI : PERILAKU KOLEKTIF DAN PENGELOMPOKAN MANUSIA

 

A.    KELOMPOK SOSIAL

Semua orang di dunia pada awalnya juga termasuk kelompok sosial yang disebut keluarga. Kelompok sosial adalah satu kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih orang yang memiliki identitas yang kurang lebih sama dan berinteraksi secara tetap dengan pola-pola yang relatif tetap pula. Kelompok sosial terbentuk karena adanya satu atau lebih jaringan individu yang teridentifikasi sama dengan yang lainnya yang saling mengikat membentuk norma-norma, peran, dan status sosial. Kelompok sosial dapat terstruktur maupun tidak terstruktur. Struktur pada kelompok sosial dapat terpenuhi jika setiap anggotanya memiliki peranan sosial yang bersifat berubah-ubah tetapi tersusun dengan baik.Tujuan dari dibentuknya kelompok sosial adalah untuk mewujudkan penerapan nilai-nilai sosial yang dibutuhkan dalam suatu struktur sosial pada masyarakat. Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai kelompok sosial :

1.      Joseph S. Roucek

Kelompok sosial adalah sebuah kelompok yang meliputi dua orang individu ataupun lebih. Diantara mereka terdapat pola interaksi yang bisa dipahami oleh pihak lain ataupun anggotanya sendiri secara keseluruhan. 

2.      Soerjono Soekanto

Kelompok sosial adalah suatu kesatuan atau himpunan manusia yang saling berkaitan diantara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.

3.      George Homans

Kelompok sosial merupakan suatu kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubugan dengan timbal balik.

 

Hubungan yang dihasilkan setiap kelompok sosial bersifat timbal balik. Contoh dari kelompok sosial pegawai yang bekerja di suatu bank dapat disebut sebagai kelompok sosial karena mereka memiliki interaksi yang cukup tetap. Berbeda dengan orang-orang yang sedang duduk di sebuah ruang tunggu di sebuah stasiun itu tidak dapat dikatakan sebagai kelompok sosial karena mereka tidak melakukan interaksi. Adapun beberapa ciri-ciri dari kelompok sosial yang dapat membedakan dari kelompok lainnya antara lain :

a.       Setiap kelompok sosial mempunyai struktur sosial.

b.      Setiap anggota di dalam kelompok sosial memiliki peran tertentu.

c.       Setiap kelompok sosial memiliki norma-norma kelakuan yang mengatur bagaimana peran-peran itu harus dilakukan.

d.      Setiap anggota di dalam kelompok sosial merasakan bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan mempertahankan nilai-nilai hidup yang sama.

e.       Adanya kesatuan yang nyata dan dapat dikenali dalam kumpulan manusia.

f.       Adanya perilaku saling memengaruhi antaranggota kelompok secara timbal balik.

g.      Adanya hubungan erat setiap anggota untuk mencapai kepentingan bersama.

Pembentukan kelompok sosial berdasarkan kehidupan sehari-hari dapat dapat terjadi karena hal-hal seperti : terdapat kepentingan yang sama, darah dan keturunan yang sama, dan daerah atau wilayah yang sama. Adapun jenis-jenis kelompok sosial yang terbagi menjadi dua jenis yaitu kelompok sosial terorganisir dan tidak terorganisir. Kelompok sosial terorganisir yang terbagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :

1)      Kelompok dasar adalah kelompok berukuran relatif kecil yang dibentuk karena adanya tujuan untuk melindungi para anggotanya dari tekanan negatif dari kelompok besar yang telah mapan.

2)      Kelompok besar dan kecil. Besar dan kecilnya suatu kelompok bisa ditentukan dari jumlah anggota dan beban tugasnya.

3)      Kelompok primer dan sekunder. Keluarga merupakan salah satu bentuk kelompok primer dengan ciri-ciri ukuran yang kecil dan anggotanya saling mengenal dengan baik. Sementara salah satu bentuk kelompok sekunder adalah birokrasi yang secara formal ditentukan aturan-aturan yang berlaku organisasi serta umumnya berukuran besar.

4)      In-group dan Out-group, In-group ataupun Out-group dapat kita jumpai di semua masyarakat walaupun kepentingannya tidak selalu sama. Sikap-sikap di dalam in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dengan angfota-anggota kelompok. Sedangkan out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati.

5)      Paguyuban dan Patembayan. Pembentukan paguyuban bersifat alami dan kekal, serta didasari adanya hubungan garis keturunan antaranggota. Paguyuban merupakan kelompok nyata yang memiliki struktur organisasi. Hubungan yang kuat terjalin dalam rasa kebersamaan dan persaudaraan. Sedangkan patembayan bersifat lahiriah dan tidak mempengaruhi batiniah para anggotanya.

6)      Kelompok formal dan informal. Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan diantara anggota-anggotanya. Sedangkan kelompok informal adalah kelonpok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu .

7)      Kelompok keanggotaan dan kelompok acuan. Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang secara resmi menunjukkan seseorang sebagai anggotanya. Sedangkan kelompok acuan adalah kelompok yang dijadikan acuan oleh mereka yang bukan anggotanya.

Kelompok sosial tidak terorganisir ada tiga jenis antara lain :

1)      Kerumunan, kerumunan mudah bergejolak karena individu-individu yang berkumpul memiliki fokus perhatian dan keinginan-keinginan mereka akan tersalurkan dengan mengadakan suatu aksi.

2)      Publik, sering juga disebut dengan khalayak umum. Setiap individu didalam suatu publik memiliki kesadaran akan status sosialnya yang sebenarnya.

3)      Massa, massa merupakan kerumunan sosial dalam konteks urban dan modernitas. Kerumunan tersebut dibentuk oleh visi bersama.

 

B.     TEORI PERILAKU KOLEKTIF

Ahli sosiologi menggunakan istilah perilaku kolektif mengacu pada perilaku sekelompok orang yang muncul secara spontan dan tidak terstruktur sebagai respons terhadap kejadian tertentu. Perilaku kolektif adalah perilaku dari dua atau lebih individu yang bertindak secara bersama-sama dan secara kolektif, dan untuk memahami perilaku dengan cara ini harus mengerti semua kehidupan kelompok. Adapun Blumer dan Allen (1980) menganggap gerakan sosial merupakan sebuah kegiatan kolektif untuk memunculkan kehidupan baru. Selanjutnya, Touch dalam kuppuswamy (1979) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan gerakan sosial yaitu suatu usaha sejumlah individu yang secara kolektif bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam suatu masyarakat. Perilaku kolektif tentunya didahului internalisasi norma (aspek mikro).

Menurut pendapat Smelser bahwa suatu perilaku kolektif paling tidak memiliki beberapa macam ciri sebagai berikut :

a)      kondisi struktural dalam arti struktur masyarakat sedemikian rupa yang memberi ruang lebih terbuka dan longgar bagi munculnya perilaku kolektif.

b)      Adanya tekanan struktural yang maksudnya fenomena nasional ini muncul manakala individu dalam masyarakat dihadapkan pada satu masalah yang sangat penting dan kemudian mereka secara bersama mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

c)      Terdapatnya keyakinan umum (Generalized Beliefs) hal ini muncul ketika timbul keyakinan bersama dikalangan warga masyarakat akan sesuatu yang menjadi sumber masalah lalu dicarikan solusi penyelesaiannya.

d)     Faktor pemicu (pendorong). Suatu gerakan akan muncul kepermukaan manakala sebelumnya didahului oleh beragam faktor pemicu. Terlebih lagi kalau muncul rumor (isu) yang berisi informasi yang dinilai amat berlebihan sehingga dapat membangkitkan emosi masyarakat.

e)      Aksi mobilisasi.Biasanya perilaku kolektif muncul karena tampilnya seorang tokoh (pemimpin) yang dianggap mampu merumuskan berbagai kepentingan dan keinginan masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan baik itu berupa perilaku kolektif maupun gerakan sosial.

f)       Operation of social control. Ketika berlangsung suatu kegiatan yang dikelompokkan dalam tipe perilaku kolektif maka untuk menciptakan suasana yang kondusif, tertib dan terkendali tentu diperlukan hadirnya sejumlah elemen masyarakat seperti aparat penegak hukum, pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat serta media yang mana kesemua komponen ini dinilai memberi kontribusi penting bagi ketertiban dan ketentraman masyarakat.

Perilaku kolektif mula-mula dipandang sebagai perilaku menyimpang (deviant behavior). Dilihat dari perspektif sosiologi menurut Cohen (1983) gerakan sosial ini dapat dibagi kedalam beberapa macam sebagai berikut :

1.      Gerakan ekspresif. Dalam masyarakat yang sudah maju dan modern individu acapkali ingin mengungkapkan (mengekspresikan) berbagai keinginannya untuk mendapat perhatian dan simpati publik.

2.      Gerakan regresif, gerakan sosial ini sengaja dilakukan oleh sekelompok orang dengan tujuan untuk mengembalikan apa yang ada sekarang ini ke keadaan sebelumnya.

3.      Gerakan progresif. Bagi mereka yang terlibat dalam gerakan ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan kelompok tertentu dalam masyarakat.

4.      Gerakan reformis, tipe gerakan sosial ini lebih diorientasikan pada terciptanya perubahan dan pembaruan aspek tertentu dalam masyarakat.

5.      Gerakan revolusioner, dalam gerakan sosial ini sifatnya revolusioner justru menuntut lebih jauh hingga dilakukan perubahan bersifat total dan radikal terhadap seluruh aspek kehidupan manusia dan tatanan sosial yang ada.

6.      Gerakan utopian. Dalam konteks gerakan sosial ini yang mana dilakukan oleh sekelompok orang dengan tujuan untuk membentuk suatu lingkungan yang dianggap ideal dan baik bagi mereka.

7.      Gerakan migrasi. Pada dasarnya mereka yang terlibat dalam gerakan ini merasa tidak begitu puas dengan kondisi kehidupan sosial ekonomi mereka sekarang sehingga mereka memutuskan untuk berpindah kesuatu wilayah yang lain dengan harapan dapat memperoleh kehidupan sosial ekonomi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

Di samping itu gerakan sosial menurut Cohen (1983) dibagi menjadi empat jenis antara lain :

1.      Alternative Social Movement. Untuk tipe gerakan sosial ini dimaksudkan hanya ingin merubah pemikiran dan perilaku individu tertentu dengan menggunakan cara tertentu pula.

2.      Redemptive Social Movements yaitu suatu gerakan sosial yang dilakukan dengan tujuan merubah perilaku kelompok tertentu dalam masyarakat dengan ruang lingkup yang terbatas.Misalnya gerakan yang dilakukan dikalangan sekte tertentu yang sasarannya ingin merubah persepsi dan perilaku anggotanya.

3.      Reformative Movement. Pada prinsipnya target yang ingin dicapai gerakan sosial ini lebih diorientasikan pada perubahan aspek tertentu dalam masyarakat.

4.      Revolutionary Social Movement. Berbeda halnya dengan tiga tipe gerakan sosial diatas maka dalam jenis gerakan sosial revolusioner lebih diorientasikan pada terjadinya suatu perubahan secara total dan menyeluruh pada semua aspek kehidupan masyarakat termasuk didalamnya ideologi suatu negara.

 

REFERENSI :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial#Proses_pembentukan

Raho Bernard. 2016. Sosiologi. Maumere : Penerbit Ledalero. http://103.56.207.239/id/eprint/186

Heryana, Ade. 2020. Kelompok Sosial. https://www.researchgate.net/publication/341776351_Kelompok_Sosial

http://choirul_umam.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42636/bab4_kelompok_sosial.pdf

Rochadi, AF Sigit. 2020. Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Lr_8DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=teori+perilaku+kolektif&ots=kW0DqCbant&sig=uXRfdNmAsjtvZa6CpFvTtVAj1Ok&redir_esc=y#v=onepage&q=teori%20perilaku%20kolektif&f=false

Haris, Andi, Asyraf Bin Hj. AB Rahman , Wan Ibrahim Wan Ahmad. 2019. Mengenal Gerakan Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial. Dalam jurnal Hasanuddin Journal Of Sociology (hjs). Vol. 1. No. 1. https://journal.unhas.ac.id/index.php/HJS/article/view/6930/3835

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal Kejuruan Kelas X MPSGD (Menerapkan Prinsip Seni Grafis Desain)

SOSIOLOGI KOMUNIKASI : Sistem Komunikasi & Relasinya Baik Personal Maupun Interpersonal

SOAL LATIHAN UJIAN KEJURUAN MULTIMEDIA KELAS 10 MPP ( MENYUSUN PROPOSAL PENAWARAN)