MINI BOOK "TENTANG SOSIOLOGI KOMUNIKASI"
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan kesehatan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan small
book dengan judul “Semua Tentang Sosiologi Komunikasi”. Small book
ini disajikan dengan sangat sederhana dan mudah dipahami untuk semua orang.
Small book ini mendeskripsikan tentang materi-materi yang ada pada mata kuliah
sosiologi komunikasi mulai dari teori-teori sampai fenomena yang dikaitkan
dengan sosiologi komunikasi.
Small book ini membahas tentang sosiologi dalam komunikasi yang
dimulai dari pengertian, ruang lingkup, dan manfaat sosiologi komunikasi.
Selanjutnya small book ini membahas sistem komunikasi, relasi massa melalui
media massa, teori komunikasi kontemporer, perilaku kolektif dan pengelompokan
manusia, sistem komunikasi kota dan desa, perubahan sosial, serta perubahan
kebudayaan. Small book ini merupakan tugas karya ilmiah yang disusun dalam
upaya untuk menyelesaikan tugas mata kuliah sosiologi komunikasi. Dengan
selesainya karya tulis ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih dan
pernghargaan setinggi-tingginya kepada :
1.
Prof.
H. Masdar Hilmy, S.Ag., MA., Ph.D selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.
2.
Dr.
Abdul Halim, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel
Surabaya.
3.
Pardianto S.Ag., M.Si selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya.
4.
Abu
Amar Bustomi, M.Si. selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
5.
Teman-teman
saya yang telah memberi semangat dan arahan dalam mengerjakan karya tulis
ilmiah ini.
Semoga small book ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum tang mempelajari sosiologi komunikasi. Terlepas dari itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki yang telah penulis susun.
Gresik,
13 Maret 2021
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I SOSIOLOGI
KOMUNIKASI.................................................................... 1
1.1
Pengertian
Sosiologi Komunikasi.................................................................... 1
1.2
Ruang
Lingkup Sosiologi Komunikasi............................................................ 1
1.3
Teori
Sosiologi Komunikasi............................................................................ 2
BAB II SISTEM KOMUNIKASI DAN RELASINYA....................................... 4
2.1
Pengertian
Sistem Komunikasi........................................................................ 4
2.2
Pengertian
Sistem Jaringan.............................................................................. 4
2.3
Komunikasi
Antarpersonal.............................................................................. 5
2.4
Komunikasi
Interpersonal............................................................................... 5
2.5
Membangun
Komunikasi dan Relasi............................................................... 6
2.6
Kegiatan
dan Peran Media Relations.............................................................. 7
BAB III RELASI
MASSA MELALUI MEDIA MASSA................................... 8
3.1
Komunikasi
Massa.......................................................................................... 8
3.2
Bentuk
Komunikasi New Media..................................................................... 9
3.3
Pengantar
Hukum Media Massa..................................................................... 10
3.4
Relasi
Ruang Publik dan Pers......................................................................... 11
3.5
Fungsi
Media Massa........................................................................................ 11
BAB IV TEORI KOMUNIKASI KONTEMPORER......................................... 12
2.1
Paradigma
Komunikasi Kontemporer............................................................. 12
2.2
Perkembangan
Ilmu Komunikasi.................................................................... 13
2.3
Komunikasi
Kontemporer .............................................................................. 14
BAB V PERILAKU KOLEKTIF DAN PENGELOMPOKAN MANUSIA... 15
2.1
Kelompok
Sosial............................................................................................. 15
2.2
Teori
Perilaku Kolektif.................................................................................... 17
BAB VI PERUBAHAN SOSIAL........................................................................... 19
2.1
Pengertian
Perubahan Sosial........................................................................... 19
2.2
Teori-Teori
Klasik Perubahan Sosial............................................................... 19
2.3
Teori-Teori
Modern Perubahan Sosial............................................................. 20
2.4
Faktor-Faktor
Penyebab Perubahan Sosial...................................................... 21
BAB VII PERUBAHAN KEBUDAYAAN.......................................................... 22
2.1
Pengertian
Perubahan Kebudayaan................................................................. 22
2.2
Faktor-Faktor
Perubahan Kebudayaan........................................................... 22
2.3
Dampak
Perubahan Kebudayaan.................................................................... 24
2.4
Bentuk
Perubahan Kebudayaan...................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 27
BAB
I
SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
A.
PENGERTIAN SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
Sosiologi komunikasi yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu
komunikasi yang ditinjau dari segi sosiologis/kemasyarakatan. Menurut Soerjono
Soekanto, sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi mempelajari
interaksi sosial. Interaksi sosial merujuk pada suatu hubungan atau komunikasi
yang menimbulkan proses saling pengaruh mempengaruhi antara para individu,
individu dengan kelompok maupun antarkelompok, juga memiliki kaitan
dengan public speaking, yaitu bagaimana seseorang berbicara
kepada publik. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, kendali arah
perkembangan sosiologi komunikasi ditentukan oleh kemajuan media-media baru
yang memengaruhi proses komunikasi sosial maupun dan interaksi sosial
masyarakat dalam lingkup kehidupan sosialnya.
Dengan mempelajari sosiologi komunikasi kita akan mengerti dan memahami
sosiologi komunikasi beserta dampak-dampaknya yang memberikan
perunahan-perubahan sosial atau disebut juga dengan revolusi sosial. Orang yang
mempelajari sosiologi komunikasi akan mengerti dan paham sehingga tidak
mengikuti arus yang buruk ketika terjadi perubahan sosial.
B.
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
Ruang lingkup sosiologi komunikasi berbeda dengan objek sosiologi pada
umumnya Ruang lingkup sosiologi komunikasi yaitu : individu, kelompok,
masyarakat, dunia dengan segala interaksinya. Karena objek sosiologi komunikasi
diklasifikasikan sebagai sesuatu yang menerima sesuatu informasi yang
tersampaikan sehingga segala interaksinya inilah yang membedakan antara objek
sosiologi pada umumnya. Ruang lingkup sosiologi komunikasi berhubungan erat
dengan elasi sosial, integrasi sosial serta proses komunikasi sosial. Inilah
yang menjadikan sosiologi komunikasi unik karena pespektif dan ruang lingkup
yang menjadi bahasannya seputar mengurai problem-problem dan gejala sosial. Berikut
ini ruang lingkup sosiologi komunikasi :
1. Telematika dan Realitas
Segala interaksi dapat berupa telematika dan realitasnya yang menyangkut
pada persoalan teknologi media, komunikasi hingga persoalan teknologi media.
Perkembangan objek ini sangat berpengaruh pada perkembangan media massa yang
memberikan efek pada masyarakat.
2. Efek Media
Efek media massa ini merupakan perangkat kehidupan masyarakat yang turut
merubah pola hidup. Pada awalnya bersifat agraris lalu kemudia berubah jadi
kota. Perubahan urabnisme pada masyarakat inilah yang merupakan salah satu
dampak dari aktivitas masyarakat terhadap media massa yang bersifat modern dan
disebut sebagai komunikasi massa.
3. Norma Sosial Baru
Dalam efek media massa ini masyarakat akan mengalami pola hidup yang mulai
bergeser karena dampak dari teknologi dan semakin majunya teknologi. Sehingga
masyarakat akan mengalami pergeseran norma-norma sosial hingga menjadi
norma-norma baru yang secara tidak langsung akan berlaku.
4. Cyber Community
Munculnya norma-norma baru juga membuat setiap individu ini bergerak pula
bahkan masyarakat juga akan bergeser membentuk sesuatu komunitas yang
berteknologi atau berkomunikasi melalui media teknologi.
5. Perubahan Sosial dan Komunikasi
Perubahan-perubahan pada masyarakat pun akan semakin terasa yang jauh
semakin dekat dan yang dekat akan semakin jauh. Masyarakat yang berdampingan
pun akan terasa jauh alias budaya tegur sapa pun akan tergantikan melalui media
teknologi atau media sosial bukan secara langsung dengan tetangga.
6. Hukum Bisnis Media
Faktor perubahan sosial dan komunikasi akhirnya menyebakan munculnya hukum.
Hal inilah sebagai contoh salah satu norma-norma baru yang muncul akibat dari
efek media massa.
Itulah beberapa ruang lingkup sosiologi
komunikasi secara umum. Sedangkan menurut Burhan Bungin, sosiologi komunikasi
terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi
komunikasi, yaitu :
a. Sosiologi yang mempunyai hubungan antara
individu sebagai makhluk sosial dengan segala aktifitas dan gejala sosial yang
dapat menyebabkan adanya perubahan sosial.
b. Masyarakat yang terdiri dari kumpulan individu
dan hidup berdampingan dalam satu wilayah dan terikat oleh norma-norma yang
berlaku.
c. Komunikasi yang merupakan suatu media sebagai penyampai pesan. Dalam komunikasi
sendiri, memiliki beberapa unsur diantaranya adalah komunikator sebagai
penyampai infoemasi, pesan sebagai informasi, media sebagai alat informan,
komunikan sebagai receiver dan efek sebagai pengaruh dari
informasi tersebut.
d. Media informasi yang merupakan alat untuk
berkomunikasi. Media komunikasi ini dapat berupa online maupun cetak atau dari
mulut ke mulut. Di dalam media pun juga terdapat Bahasa sebagai penyelaras
informasi agar sampai ke receiver atau penerima.
C. TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Deddy Mulyana membagi teori sosiologi komunikasi
ke dalam 3 teori :
1. Teori Perbandingan Sosial.
Teori ini berasumsi bahwa dalam kehidupan kita selalu membandingkan diri
kita dengan orang lain dan kelompok kita dengan kelompok lain. Hal yang
diperbandingkan tersebut berupa status sosial, status ekonomi, kondisi fisik,
karakter kepribadian dan sebagainya. Perbandingan ini akan melahirkan penilaian
kepada diri kita sendiri dalam berhadapan dengan orang lain.
2. Teori Percakapan Kelompok.
Teori ini berpendapat bahwa percakapan kelompok sangat berkaitan
produktifitas kelompok atau upaya untuk mencapai melalui masukan dari anggota (member
input), variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari
kelompok (group output). Masukan atau input dari kelompok dapat berupa
perilaku, interaksi dan harapan yang bersifat individual. Output kelompok
adalah segala pencapaian atau prestasi yang bisa berbentuk perilaku, interaksi
dan harapan yang mengarah pada produktivitas, semangat dan keterpaduan (group
achievement).
3. Teori Pertukaran Sosial.
Teori ini menjelaskan bahwa hubungan manusia melibatkan pertukaran jasa dan
barang seperti biaya (cost) dan imbalan (reward) ketika
berinteraksi satu sama lain dalam lingkup kehidupan sosial. Seseorang melakukan
Tindakan sosial karena mengharap imbalan. Jika imbalan tidak cukup, maka
interaksi individu atau kelompok akan diakhiri. Individu atau kelompok ketika
bertindak akan selalu mempertimbangkan untung dan rugi sebelum memutuskan
sesuatu yang berhubungan dengan orang lain.
BAB II
SISTEM KOMUNIKASI DAN
RELASINYA
A. PENGERTIAN SISTEM KOMUNIKASI
Sistem komunikasi merupakan peralatan yang digunakan dan mampu untuk
menghubungkan seseorang dengan orang lain yang terpisah jarak dan waktu.
Peralatan komunikasi ini dapat menyalurkan berbagai bentuk informasi seperti di
bawah ini :
1. Informasi Audio, yaitu penyampaian informasi berupa pesan gambar atau
video.
2. Informasi Visual, yaitu penyampaian informasi berupa pesan gambar atau
video.
3. Informasi Audio Visual, yaitu penyampaian informasi berupa perpaduan
atau gabungan pesan suara dan gambar.
4. Informasi Teks, yaitu penyampaian informasi berupa pesan tulisan atau teks.
Contoh peralatan
komunikasi yang sering kita temui dan digunakan yaitu : Telepon, Faksimile, Radio,
Televisi, Handphone, dan Laptop.
B. PENGERTIAN SISTEM JARINGAN
Sistem jaringan digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih komputer
sehingga dapat bertukar dan berbagi data. Sistem jaringan juga berlaku pada
ponsel dengan memanfaatkan jaringan internet. Contoh peralatan dalam sistem
jaringan :
1. Server
Server merupakan sejumlah perangkat yang dapat digunakan sebagai penyedia
perangkat lunak ataupun penyimpanan data. Di samping itu fungsi server juga
untuk mengatur jalur komunikasi antara server dengan komputer yang ada di dalam
jaringannya.
2. Client
Client merupakan komputer yang memiliki kemampuan untuk memproses data dan
dapat meminta informasi atau data kepada server. Jenis komputer pada client
umumnya sama dengan jenis personal komputer yang ada dipasaran. Bahkan
handphone, tablet, dan jenis komputer lain dapat dikategorikan sebagai client.
3. Router
Router merupakan perangkat yang digunakan dalam jaringan untuk mengirimkan
data kepada jaringan lainnya melalui jalur yang lebih cepat, tepat, dan
efisien. Beberapa orang menyebut alat ini dengan nama router wifi.
4. Modem
Modem merupakan kepanjangan dari Modulator Demolator merupakan alat yang
memungkinkan sistem komputer dapat terhubung dengan jaringan internet melalui
komunikasi seluler.
C. KOMUNIKASI ANTARPERSONAL
Istilah komunikasi antar personal lebih efisien dipakai untuk menandakan
komunikasi dari satu orang kepada orang lain meskipun tidak perlu bertatap
secara langsung. Komunikasi antar personal adalah proses dimana satu orang
merangsang makna pesan verbal dan non verbal yang sudah ada dalam pikiran orang
lain. Konteks komunikasi antar personal banyak membahas tentang bagaimana suatu
hubungan dimulai, bagaimana mempertahankan hubungan dan keretakan suatu
hubungan. Bentuk komunikasi antarpersonal :
a. Inescapable : komunikasi antar personal tidak dapat dihindari.
b. Irreversible : komunikasi antar personal tidak dapat ditarik kembali.
c. Complicated : komunikasi antar personal itu rumit hal ini karena melibatkan diri seseorang yang harus dipersepsi baik
oleh diri sendiri maupun orang lain dan sebaliknya.
d. Contextual : komunikasi antar personal kontekstual seperti konteks psikolog,
budaya, lingkungan dan konteks hiburan.
Komunikasi antar personal adalah bila ada dua orang atau lebih melakukan
interaksi yang menunjukkan adanya hubungan yang jelas, sedangkan hubungan yang
jelas akan terbina melalui tahapan kontak, keterlibatan serta keakraban.
1. Kontak : pada tahap ini, penampilan fisik cukup penting karena
dimensi fisik merupakan dimensi paling terbuka untuk diamati
secara mudah.
2. Keterlibatan : merupakan tahap pengenalan lebih jauh. Ketika ada
pengikatan diri untuk lebih mengenal orang lain dan juga ada pengungkapan diri
sendiri.
3. Keakraban : tahap ini terjadi pengikatan diri lebih jauh pada orang
lain. Akan tebinanya hubungan persahabatan atau kekasih, biasanya tahap ini
disediakan hanya untuk sedikit orang.
D. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Salah satu jenis komunikasi yang memiliki frekuensi terjadinya cukup
tinggi. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil
komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai
sesuatu yang unik. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling
sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama
manusia masih mempunyai emosi.
Komunikasi Interpersonal Ada 3 pendekatan umum yang dikemukakan De Vito
dalam komunikasi antar pribadi, yaitu:
a. Komunikasi antar pribadi didefenisikan sebagai pengiriman pesan oleh
seseorang dan menerima pesan dari orang lain atau sekelompok kecil orang dengan
efek langsung.
b. Komunikasi anatr pribadi merupakan komunikasi antara 2 orang yang ada
hubungan di antara keduanya.
c. Komunikasi antar pribadi merupakan bentuk perkembangan/peningkatan
komunikasi pribadi.
E. MEMBANGUN KOMUNIKASI DAN RELASI
Komunikasi memiliki hubungan yang erat dengan kepemimpinan, tidak ada
kepemimpinan tanpa komunikasi yang baik. Membangun hubungan dengan orang lain sangatlah penting, karena sukses tidak
bisa sendirian, sukses membutuhkan orang lain dan sukses membutuhkan kerja
keras. Komunikasi dapat diartikan seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keadaan, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik tubuh atau menunjukkan sikap tertentu
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.Sedangkan yang
dimaksud dengan relasi adalah upaya menjalin hubungan dengan orang lain baik itu clien, rekan kerja,
bawahan maupun atasan sehingga sangat menentukan keberhasilan pimpinan dan organisasi yang
dipimpin. Komunikasi dibedakan menjadi 5 jenis :
1. Komunikasi lisan dan tulisan.
2. Komunikasi verbal dan non-verbal.
3. Komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping.
4. Komunikasi formal dan informal.
5. Komunikasi satu arah dan dua arah.
Fungsi komunikasi :
a. Fungsi informatif : seluruh anggota organisasi
berharap mendapat informasi yang lebih banyak, lebih tepat dan tepat
waktu.
b. Fungsi regulatif : berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku pada suatu organisasi.
c. Fungsi persuasif : melakukan persuasi
dibandingkan perintah untuk hasil kerja dan komunikasi yang lebih baik.
d. Fungsi integratif : menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik.
Hambatan dalam komunikasi :
1. Hambatan teknis : akibat dari keterbatasan
fasilitas dan peralatan komunikasi.
2. Hambatan semantik : hambatan dalam proses penyampaian, pengertian atau ide
secara efektif.
3. Hambatan manusiawi : terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi,
persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan,
alat-alat panca indera seseorang.
F. Kegiatan dan Peran Media Relations.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Public Relation (PR)
yaitu :
a. Press conference : bertujuan untuk mengklarifikasi atau memberi info kepada pers.
b. Press briefing : dilakukan oleh pejabat perusahaan untuk memberi informasi kepada
jurnalis.
c. Press tour : jurnalis datang ke perusahaan dan diajak mengelilingi perusahaan.
d. Press release : Public Relation (PR) harus bisa membuat release
yang harus memenuhi kriteria dari press release itu.
e. Special event : kegiatan yang dilakukan ketika ada acara-acara tertentu.
f. Press luncheon : mengundang jurnalis untuk melakukan makan siang Bersama, gunanya
untuk ketersambungan antara pemilik perusahaan dan pers.
g. Press interview : dilakukan oleh pejabat untuk melakukan wawancara yang bersifat
personal yang berfungsi untuk memperkenalkan kepada khalayak siapa saja orang
hebat dibalik suksesnya perusahaan.
BAB III
RELASI MASSA MELALUI
MEDIA MASSA
A.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut George Gebner adalah “mass
communication is the technologycally and institutionally based productionand
distribution of the most broadly shared continous flow of mass in industrial societes.”
Kemudian John Robert Bittner mengungkapkan bahwa pesan yang
disampaikan melalui media ke massa yang banyak. Selanjutnya Jalaludin Rakhmat
mengungkapkan bahwa komunikasi yang ditujukan kepada massa dengan menggunakan
media elektronik khususnya televisi. Televisi digunakan karena pada tahun 1991
satu-satunya media yang digunakan untuk berkomunikasi dan untuk menyampaikan
pesan ke masyarakat luas. Televisi masih digunakan, akan tetapi masih ada media
yang jauh lebih efektif menyampaikan pesan kepada masyarakat luas, yakni sosial
media.
Komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan oleh
komunikator dengan menggunakan media massa yang terlembaga bersifat satu arah
kepada komunikan. Selama pesan itu disampaikan kepada masyarakat luas dengan
menggunakan media itu lah komunikasi massa. Berikut ciri-ciri komunikasi massa
:
1. Komunikator dalam menyampaikan komusikasi massa terlembaga/melembaga.
2. Komunikan bersifat heterogen, peneriman pesasn dalam hal ini penonton,
pendengar, atau pembaca pasti bersifat heterogen. Kita tidak bisa memaksakan
pesan yang kita sampaikan melalui media massa untuk penerima pesan yang
homogen.
3. Pesan bersifat umum, karena pesan yang disampaikan untuk masyarakat yang
bersifat heterogen pesannya tidak akan sangat spesifik untuk individu pasti
umum.
4. Bersifat satu arah, efek dari satu arah pastinya delay maka komunikator dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontak secara langsung.
5. Menimbulkan keserempakan, kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan
komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas, bahkan lebih. Komunikan yang
banyak tersebut secara bersamaan atau serempak memperoleh pesan yang sama.
6. Mengandalkan alat teknis, “komunikasi massa itu tidak bisa tanpa media”.
7. Control by gatekeeper, yaitu orang yang berkewajiban untuk menentukan pesan
itu boleh disampaikan, pantas disampaikan atau justru sebaliknya kepada
khalayak. Gatekeeper orang yang bertanggung jawab penuh pada bolehnya pesan itu
sampai atau tidak sampai atau memang harus di block sampai disitu saja kepada
masyarakat luas.
Pada umumnya, komunikasi massa memiliki kaitan yang
kuat dengan media massa. Secara khusus, komunikasi massa memiliki 10 macam
fungsi, sebagai berikut :
a. Fungsi informasi, menyampaikan informasi secara cepat kepada khalayak massa
merupakan fungsi pokok dari komunikasi massa.
b. Fungsi hiburan, kita tahu bahwa unsur hiburan yang paling nyata dan
menonjol dalam media massa, terdapat pada televisi jika dibandingkan dengan
media massa lainnya.
c. Fungsi persuasi, maksudnya memberikan point-point yang disampaikan oleh
komunikator kepada masyarakat.
d. Transmisi budaya, terjadinya perubahan nilai-nilai budaya dalam suatu
masyarakat, tidak terlepas dari keberhasilan media massa dalam memperkenalkan
budaya-budaya global kepada audiens massa.
e. Mendorong integrasi sosial.
f. Pengawasan, dalam hal ini mereka memberi pengawasan penuh terhadap denomena
sosial yang terjadi.
g. Korelasi, media massa berfungsi untuk menghubungkan berbagai elemen
masyarakat.
h. Pewarisan sosial, ada nilai-nilai sosial yang bisa disampaikan menggunakan
komunikasi massa.
i.
Melawan kekuasaan
represif.
Menurut De Felur dan Denis, terdapat 7 komponen komunikasi massa,
diantaranya :
1. Komunikator, merupakan pihak dari media yang menyampaikan pesan kepada
khalayak, seperti jurnalis.
2. Pesan, berkaitan dengan konten yang dibuat dari sudut pandang media massa
tersebut terhadap suatu isu tertentu.
3. Media, sebagai saluran yang bersifat fisik, seperti media cetak atau media
elektronik.
4. Komunikan, terdiri dari kumpulan individu yang menerima pesan dari media
massa.
5. Gate Keeper, berperan untuk menentukan pesan massa yang akan disampaikan ke
komunikasn dan mana yang tidak.
6. Noise.
7. Feedback.
B.
Bentuk Komunikasi New
Media
Komunikasi new media merupakan bentuk komunikasi
pengembangan dari komunikasi massa yang mainstream. Misal yang dulunya dari
cetakan sekarang ada online. Dengan kehadiran internet semua menjadi berubah
dalam pemberitaan publik dan sosial. Kemudian berita lebih cepat menyebar dan
pintu dunia menjadi semakin lebar terbuka sehingga globalisasi, efek budaya
dari luar akan semakin gampang masuk ke Indonesia. Dengan adanya new media ini
setiap orang yang menggunakan gadget bisa menjadi wartawan (citizen
journalism). Dengan hadirnya internet dan kecepatan informasi yang menyebar
sehingga rawan berita palsu (hoax). Fungsi New Media yaitu:
a. Sebagai media komunikasi, merupakan fungsi yang paling banyak;
b. Media untuk mencari informasi atau data, sumber informasi yang penting,
akurat, cepat, dan mudah;
c. Fungsi komunitas, yang membentuk masyarakat baru, beranggotakan para
pengguna internet dari seluruh dunia guna mencari informasi, belanja, melakukan
transaksi bisnis, dan sebagainya.
Istilah “new media”identik dengan konten digital yang dapat didistribusikan
secara interaktif melalui internet. Konten internet yang berupa gabungan
berbagai jenis media, teks, gambar, suara, dan video, ditambah dengan kemampuan
interaktifnya, mengalahkan kemampuan segenap media yang pernah ada, dalam hal
ini old media (media lama). Kelebihannya sendiri dengan keberadaan arsip yang
bisa diakses setiap saat dan mudah. Pengakses internet dapat melihat berita
atau artikel yang ditayangkan bertahun-tahun sebelumnya. Dalam
karakteristiknya, new media sendiri memiliki empat karakteristik antara lain :
Digitality, Interactivity, Dispersality, Virtuality.
C.
PENGANTAR HUKUM MEDIA
MASSA
Hukum adalah sistem aturan yang diciptakan oleh
lembaga kenegaraan, yang memiliki kewenangan dalam membentuk dan memberlakukan
hukum, yaitu badan legislatif, yang ditunjuk melalui mekanisme tertentu. Norma
hukum memuat sanksi yang tegas dan akan segera dijatuhkan apabila dilanggar.
Konsep media massa mengacu pada sarana yang terorganisir untuk berkomunikasi
secara terbuka dan pada lingkup yang luas terhadap khalayak di dalam batas
waktu tertentu. Hukum media massa adalah segala hal yang berkaitan dengan
aktivitas komunikasi yang diperantai teknologi media. Disini akan di bahas
segala peraturan tertulis terkai media massa, seperti UU Pers, UU Penyiaran,
Kode Etik Humas, Kode Eti Periklanan, UU Perfilman, UU Hak Cipta, dan
undang-undang lain yang berkaitan dengan UU Cyber.
Sesuai prinsip bernegara adalah berkonstitusi, seperti contoh UUD 1945
pasal 28F yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” Disini
terlihat bahwa aktivitas media massa sesungguhnya telah memiliki landasan di
dalam konstitusi terkait dengan hak setiap orang untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi. Berikut beberapa UU yang melandasi pers dan media massa :
1. UU Pers di Era Soeharto
-
UU No. 11 Tahun 1966
-
UU No. 21 Tahun 1982
2. UU Pers di Era Reformasi
-
UU No. 40 Tahun 1999
D.
Relasi Ruang Publik Dan
Pers Menurut Habermas
Relasi ruang publik dan pers menurut habermas diawali
dengan istilah jurnalistik. Istilah dari jurnalistik dalam bahasa Indonesia
mengacu pada kata de jure dalam bahasa Perancis yang berarti kegiatan
pencatatan sehari-hari. Pencatatan tersebut berkaitan dengan
informasi-informasi yang berhubungan dengan kepentingan publik. Memasuki era
industrialisasi terutama setelah ditemukannya media cetak kegiatan pencatatan
berlangsung dalam skala lebih besar dan cepat. Kegiatan jurnalistik kemudian
dikenal dengan nama “Pers”. Kegiatan jurnalistik yang dikelola oleh pers bukan
hanya sebagai kegiatan penyampaian informasi semata tetapi dilengkapi dengan
unsur bisnis dan persaingan antar lembaga. Oleh karena itu, membludaknya berita
dan berbagai informasi menandai zaman baru di era teknologi seperti adanya pos,
telegram, telepon, televisi maupun internet pada saat ini. Pers itu sendiri
sebagai lembaga publik tentu harus berperan aktif dalam membangun ruang publik
yang sehat. Kemudian relasi antara ruang publik dan pers tentu juga menjadi
perhatian Habermas dalam karyanya yang berjudul “The Structural Transformation
of the Public Sphere” pada tahun 1989. Habernas menganalisis bagaimana
perkembangan pers terjadi seiring dengan perkembangan ruang publik. Habermas
mengemukakan gagasannya tentang ruang publik politik yakni moment yang
demokratis dalam masyarakat modern sebagai fokus pemandu utama bagi upaya
teoritis filosofinya.
E.
Fungsi Media Massa
Dalam media massa ada 4 fungsi media massa yang sudah
banyak dijelaskan pada banyak referensi tentang komunikasi massa yaitu :
1. To inform
Fungsi ini adalah fungsi yang paling utama dari media
massa. Media massa tugas paling utamanya adalah memberikan informasi. Tentu
saja saat memberikan informasi haruslah secara objektif karena media massa
berbasis data contohnya berita yang berbasis data dan fakta, berita itu bukan
opini. Karena itu media massa memberikan informasi tentang siatu peristiwa
secara apa adanya.
2. To Educate
Media massa merupakan suatu sarana yang bisa
menyebarkan nilai-nilai yang baik kepada khalayak. Media massa memiliki
tanggung jawab untuk menyebarkan berbagai nilai-nilai kebaikan kepada
masyarakat luas. Karena itu idealnya media massa memberikan konten-konten yang
mendidik seperti televisi, radio, atau surat kabar seyogyanya menyajikan
program-program yang memberikan pendidikan kepada masyarakat.
3. To Transform
Media massa dapat melakukan perubahan dan media massa
ini dpaat disebut dengan agen perubahan karena media salah satu dari lembaga
yang bisa mendorong perubahan yang lebih baik lagi.
4. To Entertain
Media massa sebagai media yang menghibur. Hal ini
merupakan fungsi terakhir dari media massa.
BAB IV
TEORI KOMUNIKASI
KONTEMPORER
Sebagai makhluk sosial,
manusia ditakdirkan untuk hidup berkelompok. Kesendirian atau hidup sendiri
akan membuat hidup manusia sulit untuk dapat bertahan hidup. Maka dari itu,
manusia memerlukan kebutuhan psikologis seperti berkomunikasi dengan orang
lain. Berbicara tentang komunikasi, dengan seiring kemajuan zaman teknologi
komunikasi semakin berkembang. Studi komunikasi memiliki berbagai macam teori
yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Teori komunikasi
kontemporer yang merupakan perkembangan dari teori komunikasi klasi, melihat
fenomena komunikasi tidak fragmatis. Artinya, komunikasi dipandang sebagai
sesuatu yang kompleks, tidak sesederhana yang dipahami dalam teori komunikasi
kontemporer saat sekarang ini.
A. PARADIGMA KOMUNIKASI KONTEMPORER
Istilah paragdima berasal dari Thomas Kuhn yang
digunakan tidak kurang dari 21 cara yang berbeda. Untuk kurun waktu tertentu,
ilmu sosial di dominasi oleh suatu paradigma. Kemudian aturan paradigma
berubah,dari paradigma lama berangsur-angsur menghilang ke dalam paradigma
baru. Pada paradigma baru bukanlah kelanjutan dari paradigma lama. Misalnya
dalam perkembangan sosiologi memiliki tiga paradigma yang berbeda yaitu fakta
sosial, definisi sosial, dan perilaku sosial. Dilihat dari beberapa paradigma
yang berkembang, perjalanan paadigma dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Pertama, Paradigma Positivisme-empiris oleh penganut aliran ini bahasa
dipandang sebagai jembatan antara manusia dengan obyek diluar dirinya. Salah
satu ciri dari paradigma ini adalah pemisahan antara pemikiran dengan realitas.
Dalam kaitannya dengan analisis wacana konsekuensi logis dari pemikiran ini
adalah orang tidak perlu mengetahui maknamakna subyektif atau nilai yang
mendasari pernyataannya sebab yang terpenting adalah apakah pernyataan itu
dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik.
b. Kedua adalah paradigma Konstruktivisme. Paradigma ini banyak dipengaruhi
oleh pandangan fenomenologi. Aliran ini menolak pandangan empirisme yang
memisahkan subyek dan obyek bahasa. Dalam pandangan paradigma ini bahasa tidak
lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas obyektif belaka dan
yang dipisahkan dari subyek sebagai penyampai pernyataan. Konstruktivisme
justru menganggap subyek sebagi faktor sentral dalam kegiatan wacana serta
hubungan-hubungan sosialnya.
c. Ketiga adalah Paradigma Kritis. Paradigma ini hanya sebatas memenuhi
kekurangan yang ada dalam paradigma konstruktivisme yang kurang sensitif pada
proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun
institusional. Seperti ditulis AS. Hikam paradigma Konstruktivisme masih belum
menganalisa faktor-faktor hubungan kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana
yang pada gilirannya berperan sebagai pembentuk jenis-jenis subyek tertentu
berikut perilakuperilakunya. Paradigma ini bersumber pada pemikiran Frankfurt
School yang berusaha mengkritisi pandangan konstruktivis. Ia bersumber dari
gagasan Marx dan Hegel jauh sebelum sekolah Frankfurt berdiri.
B. PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI
Perkembangan ilmu komunikasi saat ini tidak terlepas
dari kemajuan komunikasi sebelumnya yang sering disebut dengan komunikasi
klasik. Komunikasi klasik adalah proses penyampaian pesan dari komunikan kepada
komunikator melalui sebuah media yang masih sangat sederhana dimana proses
penyampaian pesannya dilakukan secara langsung dan feedbacknya dapat diterima
secara langsung. Komunikasi klasik dimulai pada paradigma prasejarah yang
dimana pada zaman ini merupakan proses komunikasi pertama kali dan masih
sederhana. Paradigma berikutnya yaitu paradigma era komunikasi cetak. Pada
paradigma ini sudah berhasil ditemukan mesin cetak oleh Guttenberg pada tahun
1456 di Jerman.Adapun model-model komunikasi klasik, yaitu :
a. Model SOR
Teori ini dikembangkan oleh Houland pada tahun 1953.
Teori ini diakibatkan oleh adanya pengaruh ilmu psikologi dalam kajian ilmu
komunikasi. Asumsi dasar dari teori SOR adalah penyebab perubahan perilaku
dalam masyarakat bergantung pada kualitas stimulus atau rangsangan yang
berkomunikasi pada organisme tersebut. Maka dari itu, dalam masyarakat sebuah
perubahan tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan dari luar meskipun sebagai
masyarakat menginginkan adanya perubahan. Teori ini sangat cocok dipakai dalam
menerapkan strategi pada masyarakat tentang penyuluhan. Menurut teori SOR
perubahan sikap serupa proses belajar individu. Proses belajar individu yakni
pesan sebagai stimulus yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan sebagai
organisme dapat diterima atau ditolak. Jika komunikan menolak stimulus tersebut
berarti stimulus tersebut kurang efektif untuk digunakan dalam mempengaruhi
kepada individu. Namun jika stimulus diterima berarti menandakan adanya
perhatian dari komunikan tersebut. Ketika komunikan mengerti maksud dari
stimulus tersebut itu menandakan wahwa proses belajar masih terus berlanjut dan
stimulus efektif untuk digunakan.
b. Model Lasswel
Salah satu model komunikasi yang paling serimg
dijadikan rujukan untuk menggambarkan kompleksitas proses komunikasi secara
lebih sederhana adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D.
Lasswell yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan yang berjudul “The Structure
and Function of Comunication in Society (1948). Model komunikasi Laswell dikelompokkan
ke dalam bentuk model komunikasi linear. Menurut Lasswell komunikasi akan
berjalan dengan baik apabila melalui lima tahap yaitu : Who (Siapa
orang yang menyampaikan komunikasi), Say What (Apa pesan yang
disampaikan), In Which Channel (Saluran atau media apa yang
digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi), To Whom (Siapa
penerima pesan komunikasi). Whit what Effect (Perubahan apa
yang terjadi ketika komunikan menerima pesan komunikasi yang telah
tersampaikan). Kelebihan model lasswel yaitu sangat sederhana, mudah dipahami,
dan dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk komunikasi. Kekurangan model
lasswel yaitu dipandang terlalu umum, bersifat satu arah, dan tidak ada
komunikasi timbal balik.
c. Model matematis
Pada model ini ditunjukkan bahwa proses komunikasi
yang berlangsung terdiri atas unsur-unsur komunikasi yang erat keitannya dengan
dunia elektronik, terutama pada unsur media yang terdiri atas transmitter dan
receiver. Kelebihan model matematis yaitu Penyampaian pesan lebih cepat,
Kekurangan model matematis yaitu Pesan bersifat sekilas, Penerima (receiver)
tidak bisa dikendalikan, Pesan tertuju untuk umum jadi tidak memandang itu tua,
muda maupun anak-anak.
d. Model Konvergensi
Model komunikasi konvergensi menjelaskan pemrosesan
informasi pada tingkat individu meliputi tindakan mempersepsikan (perceiving),
menginterpresentasikan (interpreting), memahami (understanding),
mempercayai (believing), dan tindakan (action). Komponen-komponen
dalam model konvergensi diorganisir dalam tiga tingkatan realitas dan abstraksi
meliputi tingkat fisik, tingkat psikologis, dan tingkat sosial. Kelebihan :
Tidak terjadi/jarang kesalahpahaman kerana pertukaran informasi pelaku
komunikasi untuk mencapai kebersamaan pengertian satu sama lainnya sesuai
dengan saat mereka berkomunikasi. Jadi, tidak ada penyaringan dalam penyampaian
pesannya. Kekurangan : Semua komunikasi dalam model ini tergantung penuh pada
nara sumber dan penerima, karena suatu objek pesan tidak sempurna secara penuh,
dikarenakan tidak ada manusia yang memiliki pengalaman yang persis.
C. KOMUNIKASI KONTEMPORER
Komunikasi kontemporer berasal dari 2 suku kata, yaitu
komunikasi dan kontemporer. Komunikasi berasal dari bahasa latin, “communis”
yaitu membangun kebersamaan antara 2 orang atau lebih. Kata kontemporer yang
berasal dari kata “co” yang artinya bersama dan “tempo” yaitu waktu. Jadi
menurut kata, kontemporer adalah waktu bersamaan. Secara umum, kontemporer
artinya, kekinian, modern, atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan
kondisi waktu yang sama atau saat ini. Komunikasi kontemporer sering diidentik
dengan Komunikasi Virtual, komunikasi virtual adalah proses penyampaian pesan
yang dikirimkan melalui internet atau cyberspace. Komunikasi yang dipahami
sebagai virtual reality pada ruang lingkup alam maya dengan menggunakan
internet. Komunikasi kontemporer sebenarnya dilakukan dengan cara representasi
informasi digital yang bersifat diskrit. Internet merupakan media komunikasi
yang sangat efektif bagi umat manusia di dunia.
BAB V
PERILAKU KOLEKTIF DAN
PENGELOMPOKAN MANUSIA
A. KELOMPOK SOSIAL
Semua orang di dunia pada awalnya juga termasuk
kelompok sosial yang disebut keluarga. Kelompok sosial adalah satu kumpulan
yang terdiri dari dua atau lebih orang yang memiliki identitas yang kurang lebih
sama dan berinteraksi secara tetap dengan pola-pola yang relatif tetap pula.
Kelompok sosial terbentuk karena adanya satu atau lebih jaringan individu yang
teridentifikasi sama dengan yang lainnya yang saling mengikat membentuk
norma-norma, peran, dan status sosial. Kelompok sosial dapat terstruktur maupun
tidak terstruktur. Struktur pada kelompok sosial dapat terpenuhi jika setiap
anggotanya memiliki peranan sosial yang bersifat berubah-ubah tetapi tersusun
dengan baik.Tujuan dari dibentuknya kelompok sosial adalah untuk mewujudkan
penerapan nilai-nilai sosial yang dibutuhkan dalam suatu struktur sosial pada
masyarakat. Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai kelompok sosial :
1. Joseph S. Roucek
Kelompok sosial adalah
sebuah kelompok yang meliputi dua orang individu ataupun lebih. Diantara mereka
terdapat pola interaksi yang bisa dipahami oleh pihak lain ataupun anggotanya
sendiri secara keseluruhan.
2. Soerjono Soekanto
Kelompok
sosial adalah suatu kesatuan atau himpunan manusia yang saling berkaitan
diantara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.
3. George Homans
Kelompok
sosial merupakan suatu kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi dan
memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan
berhubugan dengan timbal balik.
Hubungan yang
dihasilkan setiap kelompok sosial bersifat timbal balik. Contoh dari kelompok
sosial pegawai yang bekerja di suatu bank dapat disebut sebagai kelompok sosial
karena mereka memiliki interaksi yang cukup tetap. Berbeda dengan orang-orang
yang sedang duduk di sebuah ruang tunggu di sebuah stasiun itu tidak dapat
dikatakan sebagai kelompok sosial karena mereka tidak melakukan interaksi.
Adapun beberapa ciri-ciri dari kelompok sosial yang dapat membedakan dari
kelompok lainnya antara lain :
a. Setiap kelompok sosial mempunyai struktur sosial.
b. Setiap anggota di dalam kelompok sosial memiliki peran tertentu.
c. Setiap kelompok sosial memiliki norma-norma kelakuan yang mengatur
bagaimana peran-peran itu harus dilakukan.
d. Setiap anggota di dalam kelompok sosial merasakan bahwa mereka mempunyai
kepentingan yang sama dan mempertahankan nilai-nilai hidup yang sama.
e. Adanya kesatuan yang nyata dan dapat dikenali dalam kumpulan manusia.
f. Adanya perilaku saling memengaruhi antaranggota kelompok secara timbal
balik.
g. Adanya hubungan erat setiap anggota untuk mencapai kepentingan bersama.
Pembentukan kelompok
sosial berdasarkan kehidupan sehari-hari dapat dapat terjadi karena hal-hal
seperti : terdapat kepentingan yang sama, darah dan keturunan yang sama, dan
daerah atau wilayah yang sama. Adapun jenis-jenis kelompok sosial yang terbagi
menjadi dua jenis yaitu kelompok sosial terorganisir dan tidak terorganisir.
Kelompok sosial terorganisir yang terbagi menjadi beberapa kelompok sebagai
berikut :
1. Kelompok dasar adalah kelompok berukuran
relatif kecil yang dibentuk karena adanya tujuan untuk melindungi para
anggotanya dari tekanan negatif dari kelompok besar yang telah mapan.
2. Kelompok besar dan kecil. Besar dan kecilnya suatu
kelompok bisa ditentukan dari jumlah anggota dan beban tugasnya.
3. Kelompok primer dan sekunder. Keluarga merupakan
salah satu bentuk kelompok primer dengan ciri-ciri ukuran yang kecil dan
anggotanya saling mengenal dengan baik. Sementara salah satu bentuk kelompok
sekunder adalah birokrasi yang secara formal ditentukan aturan-aturan yang
berlaku organisasi serta umumnya berukuran besar.
4. In-group dan Out-group, In-group ataupun Out-group dapat kita jumpai di
semua masyarakat walaupun kepentingannya tidak selalu sama. Sikap-sikap di
dalam in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dengan
angfota-anggota kelompok. Sedangkan out-group selalu ditandai dengan suatu
kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati.
5. Paguyuban dan Patembayan. Pembentukan
paguyuban bersifat alami dan kekal, serta didasari adanya hubungan garis
keturunan antaranggota. Paguyuban merupakan kelompok nyata yang memiliki
struktur organisasi. Hubungan yang kuat terjalin dalam rasa kebersamaan dan
persaudaraan. Sedangkan patembayan bersifat lahiriah dan tidak
mempengaruhi batiniah para anggotanya.
6. Kelompok formal dan informal. Kelompok formal adalah kelompok yang
mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur
hubungan diantara anggota-anggotanya. Sedangkan kelompok informal adalah
kelonpok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu.
7. Kelompok keanggotaan dan kelompok acuan. Kelompok keanggotaan adalah
kelompok yang secara resmi menunjukkan seseorang sebagai anggotanya. Sedangkan
kelompok acuan adalah kelompok yang dijadikan acuan oleh mereka yang bukan
anggotanya.
Kelompok sosial tidak
terorganisir ada tiga jenis antara lain :
a. Kerumunan, kerumunan mudah bergejolak karena individu-individu yang
berkumpul memiliki fokus perhatian dan keinginan-keinginan mereka akan tersalurkan
dengan mengadakan suatu aksi.
b. Publik, sering juga disebut dengan khalayak umum. Setiap individu didalam
suatu publik memiliki kesadaran akan status sosialnya yang sebenarnya.
c. Massa, massa merupakan kerumunan sosial dalam konteks urban dan modernitas.
Kerumunan tersebut dibentuk oleh visi bersama.
B. TEORI PERILAKU KOLEKTIF
Ahli sosiologi menggunakan istilah perilaku kolektif
mengacu pada perilaku sekelompok orang yang muncul secara spontan dan tidak
terstruktur sebagai respons terhadap kejadian tertentu. Perilaku kolektif
adalah perilaku dari dua atau lebih individu yang bertindak secara bersama-sama
dan secara kolektif, dan untuk memahami perilaku dengan cara ini harus mengerti
semua kehidupan kelompok. Adapun Blumer dan Allen (1980) menganggap gerakan
sosial merupakan sebuah kegiatan kolektif untuk memunculkan kehidupan baru.
Selanjutnya, Touch dalam kuppuswamy (1979) mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan gerakan sosial yaitu suatu usaha sejumlah individu yang secara kolektif
bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam suatu masyarakat.
Perilaku kolektif tentunya didahului internalisasi norma (aspek mikro).
Menurut pendapat Smelser bahwa suatu perilaku kolektif
paling tidak memiliki beberapa macam ciri sebagai berikut :
1. Kondisi struktural dalam arti struktur masyarakat sedemikian rupa yang
memberi ruang lebih terbuka dan longgar bagi munculnya perilaku kolektif.
2. Adanya tekanan struktural yang maksudnya fenomena nasional ini muncul
manakala individu dalam masyarakat dihadapkan pada satu masalah yang sangat
penting dan kemudian mereka secara bersama mencari solusi untuk mengatasi
masalah tersebut.
3. Terdapatnya keyakinan umum (Generalized Beliefs) hal ini muncul ketika
timbul keyakinan bersama dikalangan warga masyarakat akan sesuatu yang menjadi
sumber masalah lalu dicarikan solusi penyelesaiannya.
4. Faktor pemicu (pendorong). Suatu gerakan akan muncul kepermukaan manakala
sebelumnya didahului oleh beragam faktor pemicu. Terlebih lagi kalau muncul
rumor (isu) yang berisi informasi yang dinilai amat berlebihan sehingga dapat
membangkitkan emosi masyarakat.
5. Aksi mobilisasi.Biasanya perilaku kolektif muncul karena tampilnya seorang
tokoh (pemimpin) yang dianggap mampu merumuskan berbagai kepentingan dan
keinginan masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan baik itu berupa perilaku
kolektif maupun gerakan sosial.
6. Operation of social control. Ketika berlangsung suatu kegiatan yang
dikelompokkan dalam tipe perilaku kolektif maka untuk menciptakan suasana yang
kondusif, tertib dan terkendali tentu diperlukan hadirnya sejumlah elemen
masyarakat seperti aparat penegak hukum, pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat
serta media yang mana kesemua komponen ini dinilai memberi kontribusi penting
bagi ketertiban dan ketentraman masyarakat.
Perilaku kolektif mula-mula
dipandang sebagai perilaku menyimpang (deviant behavior). Dilihat
dari perspektif sosiologi menurut Cohen (1983) gerakan sosial ini dapat dibagi
kedalam beberapa macam sebagai berikut :
a. Gerakan ekspresif. Dalam masyarakat yang sudah maju dan modern individu
acapkali ingin mengungkapkan (mengekspresikan) berbagai keinginannya untuk
mendapat perhatian dan simpati publik.
b. Gerakan regresif, gerakan sosial ini sengaja dilakukan oleh sekelompok
orang dengan tujuan untuk mengembalikan apa yang ada sekarang ini ke keadaan
sebelumnya.
c. Gerakan progresif. Bagi mereka yang terlibat dalam gerakan ini pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan kelompok
tertentu dalam masyarakat.
d. Gerakan reformis, tipe gerakan sosial ini lebih diorientasikan pada
terciptanya perubahan dan pembaruan aspek tertentu dalam masyarakat.
e. Gerakan revolusioner, dalam gerakan sosial ini sifatnya revolusioner
justru menuntut lebih jauh hingga dilakukan perubahan bersifat total dan
radikal terhadap seluruh aspek kehidupan manusia dan tatanan sosial yang ada.
f. Gerakan utopian. Dalam konteks gerakan sosial ini yang mana dilakukan oleh
sekelompok orang dengan tujuan untuk membentuk suatu lingkungan yang dianggap
ideal dan baik bagi mereka.
g. Gerakan migrasi. Pada dasarnya mereka yang terlibat dalam gerakan ini
merasa tidak begitu puas dengan kondisi kehidupan sosial ekonomi mereka
sekarang sehingga mereka memutuskan untuk berpindah kesuatu wilayah yang lain
dengan harapan dapat memperoleh kehidupan sosial ekonomi yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Di samping itu gerakan
sosial menurut Cohen (1983) dibagi menjadi empat jenis antara lain :
1. Alternative Social Movement. Untuk tipe gerakan
sosial ini dimaksudkan hanya ingin merubah pemikiran dan perilaku individu
tertentu dengan menggunakan cara tertentu pula.
2. Redemptive Social Movements yaitu suatu
gerakan sosial yang dilakukan dengan tujuan merubah perilaku kelompok tertentu
dalam masyarakat dengan ruang lingkup yang terbatas.Misalnya gerakan yang
dilakukan dikalangan sekte tertentu yang sasarannya ingin merubah persepsi dan
perilaku anggotanya.
3. Reformative Movement. Pada prinsipnya target yang ingin dicapai gerakan
sosial ini lebih diorientasikan pada perubahan aspek tertentu dalam masyarakat.
4. Revolutionary Social Movement. Berbeda halnya dengan
tiga tipe gerakan sosial diatas maka dalam jenis gerakan sosial revolusioner
lebih diorientasikan pada terjadinya suatu perubahan secara total dan
menyeluruh pada semua aspek kehidupan masyarakat termasuk didalamnya ideologi
suatu negara.
BAB VI
PERUBAHAN SOSIAL
A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial adalah fenomena kehidupan yang
dialami oleh setiap masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, nilai, sikap,
dan pola perilaku individu diantara kelompok. Setiap manusia selama masih hidup
di dunia akan mengalami perubahan-perubahan dalam segala aspek kehidupannya.
Adapun dalam kajian sosiologi, perubahan sosial dipahami sebagai perubahan
kehidupan masyarakat yang terjadi tanpa henti dan akan terjadi sepanjang masa.
Berikut perubahan sosial menurut beberapa para ahli :
a. Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
perilaku diantara kelompok-kelompok masyarakat.
b. William F. Ogburn, perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup
unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya
pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur
immaterial.
c. Kingsley Davis, perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.
d. Samuel Koening, perubahan sosial merupakan modifikasi-modifikasi atau penyesuaian-penyesuaian
yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Salah satu contoh dari
perubahan sosial yaitu pada zaman dahulu masyarakat bepergian menggunakan
kereta roda dengan memanfaatkan tenaga hewan seperti kuda dan sapi untuk
menggerakannya. Namun, sekarang setelah adanya mesin pada kendaraan bermotor,
masyarakat dapat bepergian dengan nyaman menggunakan mobil dan motor. Dalam
suatu masyarakat terdapat perubahan sosial yang dapat ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, setiap masyarakat pasti
merasakan adanya perubahan sosial dalam lingkungannya baik secara cepat ataupun
lambat. Perubahan akan terus menerus tanpa henti.
2. Saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan maka akan terjadi
perubahan pula pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3. Disorganisasi dapat terjadi apabila perubahan sosial berlangsung sangat
cepat dalam suatu kelompok masyarakat. Namun disorganisasi bersifat sementara
dalam proses penyesuaian diri.
4. Perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan maupun spiritual.
B. TEORI-TEORI KLASIK PERUBAHAN SOSIAL
Teori perubahan sosial dalam pandangan sosiologi
klasik dari beberapa ahli tentang teori dapat dikemukakan oleh, sebagai berikut
:
a. August Comte
Dalam fenomena perubahan sosial, dari pandangan August Comte sebagai suatu proses evolusi yang bersumber pada proses perubahan secara bertahap dari daya pemikiran masyarakat itu sendiri, atau disebut juga dengan evolusi intelektual. Menurut August, dalam kehidupan suatu masyarakat, banyak unsur-unsur kehidupan yang mengalami perubahan secara evolusi. Namun, di antara unsur-unsur tersebut harus ada salah satunya yang mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kehidupan masyarakat, sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan sosial. Dalam hal ini, pengaruh terbesar adalah dari evolusi intelektual, atau perubahan secara bertahap dalam cara dan kekuatan berpikir manusia. Dengan kekuatan intelektual tersebut, manusia dapat berkembang penalarannya yang pada gilirannya penalaran tersebut menyebabkan kehidupan manusia berkembang, mencapai ketentraman dan hidup berkesinambungan.
b. Karl Marx
Menurut Marx, perubahan dalam infrastruktur ekonomi masyarakat merupakan pendorong utama terhadap perubahan sosial. Karl Marx pada dasarnya melihat perubahan sosial sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam tata perekonomian masyarakat, terutama sebagai akibat dari pertentangan yang terus terjadi antara kelompok pemilik modal atau alat-alat produksi dengan kelompok pekerja.
c. Emile Durkheim
Pandangan Emile mengenai perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
d. Max Weber
Pandangan Max Weber mengenai perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
adalah akibat dari pergeseran nilai yang dijadikan orientasi kehidupan
masyarakat. Dalam hal ini dicontohkan masyarakat Eropa yang sekian lama terbelenggu
oleh nilai Katolikisme Ortodox, kemudian berkembang pesat kehidupan sosial
ekonominya atas dorongan dari nilai Protestanisme yang dirasakan lebih rasional
dan lebih sesuai dengan tuntutan kehidupan modern.
C. TEORI-TEORI MODERN PERUBAHAN SOSIAL
Untuk menjelaskan fenomena perubahan sosial pada teori
modern, khususnya dalam bidang kajian sosiologi, dapat dikelompokkan ke dalam
tiga pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Ekuilibrium
Dalam perubahan sosial dengan pendekatan ekuilibrium ini dapat diketahui
tokohnya yaitu Talcott Parsons. Sebenarnya teori Parsons mengenai perubahan
sosial selain dapat dikelompokkan ke dalam pendekatan ekuilibrium, juga dapat
dimasukkan ke dalam kelompok evolusi sosial (evolutionary approach) atau
ke dalam pendekatan sistem (system approach). Pendekatan ekuilibrium
menyatakan bahwa terjadinya perubahan sosial dalam suatu masyarakat adalah
karena terganggunya keseimbangan di antara unsur-unsur dalam sistem sosial di
kalangan masyarakat yang bersangkutan, baik karena adanya dorongan dari faktor
lingkungan (ekstern) sehingga memerlukan penyesuaian (adaptasi) dalam sistem
sosial).
2. Pendekatan Modernisasi
Pendekatan modernisasi ini dipelopori oleh Wilbert More, Marion Levy, dan
Neil Smelser, pada dasarnya merupakan pengembangan dari teori Tallcot Parsons
dengan menitikberatkan pandangannya pada kemajuan teknologi yang mendorong
modernisasi dan industrialisasi dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Hal ini
mendorong terjadinya perubahan-perubahan yang besar dan nyata dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat termasuk perubahan dalam organisai atau kelembagaan
masyarakat.
3. Pendekatan Konflik
Pendekatan konflik dipelopori oleh R. Dahrendorf, John Rex, dan D.
Lockwood, pada dasarnya berpendapat bahwa sumber perubahan sosial adalah adanya
konflik yang intensif di antara berbagai kelompok masyarakat dengan kepentingan
berbeda-beda (Interest groups). Mereka masing-masing memperjuangkan
kepentingan dalam suatu wadah masyarakat yang sama sehingga terjadilah konflik,
terutama antara kelompok yang berkepentingan untuk mempertahankan kondisi yang
sedang berjalan (statusquo), dengan kelompok yang berkepentingan untuk
mengadakan perubahan kondisi masyarakat.
D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL
Menurut Horton (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan sosial terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu kondisi atau perkembangan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat yang bersangkutan yang mendorong perubahan sosial. Faktor internal
terdiri atas perubahan penduduk, penemuan baru, konflik, dan pemberontakan.
Sedangkan faktor eksternal yaitu kondisi atau perkembangan yang terjadi di luar
lingkungan masyarakat yang bersangkutan, tetapi secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.
Faktor eksternal terdiri atas faktor alam yang ada di sekitar masyarakat
berubah, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
BAB VII
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan bukanlah sesuatu yang telah terjadi,
melainkan berkembang menurut zamannya. Perubahan kebudayaan adalah suatu gejala
perubahan struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan kebudayaan
ini tidak dapat dihindari dalam kehidupan masyarakat yang akan terjadi
sepanjang zaman mengikuti perkembangan dan perubahan manusia. Perubahan budaya
biasanya berlangsung dengan sangat cepat maupun lambat dan tidak bisa disadari
oleh masyarakat. Setiap individu memiliki kemampuan dan pemikiran yang akan
selalu berkembang setiap waktu. Sikap selalu ingin terjadi perubahan inilah
yang kemudian menciptakan hal baru, termasuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan mencakup berbagai hal mulai teknologi, ilmu pengetahuan,
kesenian, hingga sistem kemasyarakatan. Berikut ini pengertian perubahan
kebudayaan menurut para ahli :
a. Samuel Koenig
Menurut Samuel Koenig, perubahan kebudayaan yaitu suatu cara untuk
memodifikasi hal yang ada pada pola-pola kehidupan manusia.
b. Selo Soemardjan
Menurut Selo Soemardjan, perubahan kebudayaan adalah semua perubahan yang
terjadi pada lembaga kemayarakatan yang dapat mempengaruhi suatu sistem sosial,
baik itu sikap, nilai-nilai, maupun pola perilaku seseorang yang ada diantara
kelompok dalam masyarakat.
c. John Lewin Gillin dan John Philip Gillin
Menurut John Lewin dan Gillin dan John Philip Gillin, perubahan kebudayaan
adalah cara hidup yang bervariasi yang terjadi karena disebabkan oleh perubahan
kondisi geografis termasuk ideologi, komposisi penduduk.
B. FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Itulah pengertian perubahan kebudayaan menurut para
ahli. Perubahan sosial dan kebudayaan disebabkan oleh adanya perubahan yang
luar biasa dalam sistem ekonomi, politik, serta teknologi. Perubahan kebudayaan
terjadi disebabkan karena adanya beberapa faktor. Faktor penyebab adanya
perubahan kebudayaan meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini
penjelasan mengenal faktor internal dan faktor eksternal penyebabnya terjadinya
perubahan kebudayaan. Faktor internal penyebab terjadinya perubahan kebudayaan
yaitu sebagai berikut :
1. Keinginan untuk berubah atau maju.
2. Pergantian generasi.
3. Terjadi revolusi.
4. Terjadinya perubahan demografi.
5. Adanya konflik sosial dalam masyarakat.
6. Perubahan jumlah penduduk.
7. Adanya penemuan baru.
Faktor eksternal penyebab terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai
berikut:
1. Terjadinya peperangan.
2. Pengaruh budaya lain.
3. Adanya perubahan alam.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Adanya urbanisasi.
Selain faktor penyebab terjadinya perubahan kebudayaan namun ada faktor
penghambat terjadinya perubahan kebudayaan, yaitu :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
b. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
c. Kurangnya hubungan dengan masyarakt lain.
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah ternanam kuat.
e. Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
f. Hubungan bersifat idiologis.
g. Adat atau kebiasaan.
h. Prasangka terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah,
dan tidak mungkin diperbaiki.
Secara teoretis, perubahan kebudayaan terdapat lima hal pokok, sebagai
berikut :
1. Perubahan sistem nilai yang prosesnya mulai dari penerimaan nilai baru
dengan proses integrasi ke disintegrasi untuk selanjutnya menuju reintegrasi.
2. Perubahan sistem makna dan sistem pengetahuan yang berupa penerimaan suatu
kerangka makna (kerangka pengetahuan), penolakan, dan sikap penerimaan makna
baru dengan proses orientasi ke disorientasi ke reorientasi sistem kognitifnya.
3. Perubahan sistem tingkah laku yang berproses dari penerimaan tingkah laku
baru.
4. Perubahan sistem interaksi, di mana akan muncul gerak sosialisasi melalui
disosialisasi ke resosialisasi.
5. Perubahan sistem kelembagaan/pemantapan interaksi, yaitu pergeseran dari
tahapan organisasi ke disorganisasi ke reorganisasi.
C. DAMPAK PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan kebudayaan juga berdampak pada masyarakat sekitar yang tidak
dapat disadari. Dampak dari perubahan kebudayaan dapat terdiri dampak positif
atau dampak negatif, bisa dijelaskan sebagai berikut :
a. Cara Berkomunikasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita
berkomunikasi. Dahulu, komunikasi dilakukan melalui surat, tetapi sekarang
melalui pesan teks atau email. Dulu, ada yang namanya telegram, tetapi sekarang
perannya digantikan oleh telepon, handphone, dan jejaring sosial. Hal ini
membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya di
masyarakat.
b. Cara Berpakaian
Dulu, orang bangga memakai pakaian adat daerahnya masing-masing. Namun, sekarang
sepertinya jika tidak ada acara adat, sepertinya sulit ditemukan. Cara
berpakaian dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dari berbagai media
seperti televisi dan internet. Saat ini, cara berpakaian sebagian orang sangat
dipengaruhi oleh budaya Barat.
c. Gaya Hidup
Beberapa orang menerapkan gaya hidup yang baik dalam hidup mereka, seperti
menjadi vegetarian, pecandu kerja, dan lainnya. Namun kebanyakan juga membuat
masyarakat terjerumus ke dalam gaya hidup yang buruk, yang tentunya tidak
sejalan dengan kepribadian bangsa, seperti penyalahgunaan narkoba dan pergaulan
bebas.
d. Emansipasi Wanita
Salah satu bentuk perubahan budaya yang terjadi di masyarakat adalah
emansipasi wanita, yang artinya wanita dan pria memiliki derajat yang sama. Di
masa lalu, kita jarang melihat wanita sebagai pemimpin, dan beberapa orang tua
bahkan mengatakan bahwa kehidupan wanita berputar di sekitar dapur, sumur, dan
kasur. Saat ini situasinya sudah pasti berbeda, banyak wanita di negeri ini
yang berperan penting, seperti anggota parlemen, pimpinan perusahaan, dan
lain-lain.
e. Masyarakat Semakin Kritis
Perkembangan informasi dan komunikasi telah mempermudah dalam memperoleh
informasi. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai media, seperti surat
kabar, televisi, dan internet. Hal ini membuat masyarakat kita semakin cerdas
dan kritis, misalnya orang selalu mengomentari kebijakan pemerintah untuk
negara ini, apalagi jika kebijakan tersebut tidak populer di mata masyarakat.
f. Tergerusnya Kebudayaan
Banyaknya budaya barat yang masuk ke negara lain, misalnya perayaan
valentine dan halloween. Meskipun keduanya tersebut bukan budaya lokal, namun
banyak masyarakat lokal yang melestarikan budaya tersebut. Banyak orang yang
mengatakan bahwa budaya asing jauh lebih menarik daripada budaya kita sendiri,
hal inilah yang menyebabkan menurunnya minat terhadap budaya lokal.
g. Penggunaan Bahasa Daerah yang Mulai Jarang
Kita semua tahu bahwa ada banyak bahasa lokal di dunia. Namun, banyak
penduduk setempat sekarang cenderung menggunakan bahasa nasional. Hal ini
bukannya tidak beralasan, karena bahasa nasional lebih mudah dipahami oleh
semua orang, sedangkan bahasa daerah hanya dapat dipahami oleh masyarakat di
daerah tertentu. Bahasa internasional juga tersebar karena teknologi memasuki
masyarakat.
D. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan kebudayaan dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut :
1. Perubahan lambat dan perubahan cepat
Perubahan lambat
disebut juga dengan evolusi. Perbuahan tersebut terjadi karena usaha-usaha
masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi baru
yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi
adalah perubahan struktur masyarakat. Sebuah masyarakat pada masa tertentu
bentuknya sangat sederhana namun karena masyarakat mengalami perkembangan maka
bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat
disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan mengenai unsur-unsur kehidupan
atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Sering kali
perubahan revolusi diawali dengan munculnya konflik atau ketegangan dalam
masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin
berkembang dan tidak dapat dikendalikan, revolusi adalah wujud perubahan
sosial.
2. Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan kecil adalah
perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan
kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya
perubahan perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur
struktur sosial yang membawa perubahan langsung atau pengaruh yang sangat
berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk
dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
3. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki atau tidak direncanakan
Perubahan yang
dikehendaki atau yang direncanakan terlebih dahulu yang telah diperkirakan atau
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melalukan perubahan
di masyarakat. Pihak- pihak tersebut dinamakan dengan agen of change, yaitu
seorang atau sekelompok orang yang mendapat keperacayaan masyarakat untuk
memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasayarakatan yang bertujuan untuk
mengubah tatanan sosial dan sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki
adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya
perubahan tata pemerintahan orde baru menjadi tat pemerintahan orde reformasi.
Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan
perubahan yang terjadi di luar jangkuan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang sangat tidak diharapkan. Contoh
perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya
berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan orde baru ke orde
reformasi.
DAFTAR PUSTAKA
Mahyudin
M.A., 2019. Sosiologi Komunikasi (Dinamika Relasi Sosial di dalam Era
Virtualitas), Makassar: Penerbit Shofia. hlm 11-12.
Putra, Andi
Eka. 2017.Membangun Komunikasi Sosial Antaretnik: Perspektif Sosiologi
Komunikasi”. Jurnal : Al-Adyan. Vol. 11. No. 1. hlm. 2.
Kamaruzzaman. 2016. Analisis Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Siswa. Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2. hlm. 203.
Amadhani, Rio. 2013. Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dan Anak
Dalam Membentuk Perilaku Positif Anak Pada Murid Sdit Cordova Samarinda. eJournal
lmu Komunikasi Vol. 1 No.3. hlm. 112 - 114.
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_massa.
Fitriansyah,
Fifit. 2018. Efek Komunikasi Massa Pada Khalayak (Studi Deskriptif
Penggunaan Media Sosial dalam Membentuk Perilaku Remaja). Cakrawala-Jurnal
Humaniora, Vol. 18 No. 2.
Nida, Fatma
Laili Khoirun. 2014. Persuasi Dalam Media Komunikasi Massa. AT-TABSYIR,
Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam. Vol. 2. No. 2.
Romli,
Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo.
Nurhadi,
Zikri Fachrul. 2017. Teori Komunikasi Kontemporer. Depok :
Kencana. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=3XxXDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=teori+komunikasi+kontemporer&ots=A9m9jtPBFL&sig=InrSrc6ZqoCIqs8mR3jtdv4Mg2s&redir_esc=y#v=onepage&q=teori%20komunikasi%20kontemporer&f=false.
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-lasswell.
Eriyanto,
Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”. (Jogjakarta, LkiS, 2001), hl,
4-6.
Hakim dan
Winda Kustiawan. 2019. Perkembangan Teori Komunikasi Kontemporer.
Dalam jurnal Jurnal Komunika Islamika Vol. 6 No. 1. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/komunika/article/view/5517.
Kurniawan,
Dani. 2018. Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organismresponse Dalam
Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan. Dalam jurnal : Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2
No.1. http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/view/65.
Aminah,
Sitti. dkk. 2014. Perubahan Model Komunikasi dan Pergeseran Paradigma
Pembangunan dalam Perspektif Sejarah. Dalam Jurnal Paramita. Vol. 24.
No. 1. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/2866.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial#Proses_pembentukan
Raho
Bernard. 2016. Sosiologi. Maumere : Penerbit Ledalero. http://103.56.207.239/id/eprint/186
Heryana,
Ade. 2020. Kelompok Sosial. https://www.researchgate.net/publication/341776351_Kelompok_Sosial
http://choirul_umam.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42636/bab4_kelompok_sosial.pdf
Rochadi, AF
Sigit. 2020. Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Lr_8DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=teori+perilaku+kolektif&ots=kW0DqCbant&sig=uXRfdNmAsjtvZa6CpFvTtVAj1Ok&redir_esc=y#v=onepage&q=teori%20perilaku%20kolektif&f=false
Haris, Andi,
Asyraf Bin Hj. AB Rahman , Wan Ibrahim Wan Ahmad. 2019. Mengenal
Gerakan Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial. Dalam jurnal Hasanuddin
Journal Of Sociology (hjs). Vol. 1. No. 1. https://journal.unhas.ac.id/index.php/HJS/article/view/6930/3835
Goa,
Lorentius. Perubahan Sosial Dalam Kehidupan Bemasyarakat. https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/download/40/34/
Kasnawi, M.
Tahir dan Sulaiman Asang. Konsep dan Pendekatan Perubahan Sosial http://repository.ut.ac.id/4267/1/IPEM4439-M1.pdf
Martono,
Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. https://books.google.co.id/books?id=6lt1BgAAQBAJ&dq=perubahan+sosial&lr=&hl=id&source=gbs_navlinks_s
Aminah dan
Efendi Hassan. 2017. Perubahan Sosial Masyarakat Gampong Gunong
Meulinteung Dari Petani Menjadi Pekebun Sawit. Dalam
jurnal Community. Vol. 3. No. 1. http://jurnal.utu.ac.id/jcommunity/article/view/142/132.
Baharuddin.
2015. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan.
Jurnal Al-Hikmah. Vol.9. No. 2. https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/810010
Imadudin,
Iim. 2014. Dampak Kapitalisme Perkebunan Terhadap Perubahan Kebudayaan
Masyarakat Di Kawasan Subang 1920-1930. Jurnal Patanja.Vol.6. No.1. https://media.neliti.com/media/publications/291951-dampak-kapitalisme-perkebunan-terhadap-p-904181b1.pdf.
Lubis, M. Syukri
Azwar. 2018. Dampak Perubahan Sosial Terhadap Pendidikan. AL-IKHTIBAR
(Jurnal Ilmu Pendidikan) Vol. 5 No. 2. https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/ikhtibar/article/download/558/1153.
https://www.dzikrikhasnudin.com/2020/03/faktor-penyebab-terjadinya-perubahan-kebudayaan.html
Komentar
Posting Komentar